Tampilkan postingan dengan label Sastra Ilmiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra Ilmiah. Tampilkan semua postingan

14 November 2017

Ekranisasi: Menelan Imajinasi Para Pekerja Film

November 14, 2017 0
Belakangan ini, istilah ekranisasi mulai banyak dikenal orang terutama di kalangan mahasiswa dan pengkaji karya sastra.  Fenomena itu muncul seiring dengan semakin banyaknya karya-karya sastra yang diadaptasi dalam bentuk film.  Seperti novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman, Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Rectoverso karya Dee, Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, dan yang terbaru adalah Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Baca selengkapnya ...

21 Juli 2017

MIMPI-MIMPI TERBANG KE SORBONE

Juli 21, 2017 0

Judul buku: Sang Pemimpi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal buku: 292 halaman

Sang Pemimpi merupakan novel kedua yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel yang menjadi bagian dalam tetralogi Laskar Pelangi ini tak kalah inspiratif dari novel pertamanya. Andrea Hirata masih berkutat pada dunia kampung di Belitong dengan kearifan lokal Suku Melayu di sana. Yang sedikit berbeda dengan Laskar Pelangi adalah kawan-kawan Ikal dalam mengejar mimpi. Jika dalam Laskar Pelangi Ikal didampingi dengan Lintang dan Mahar, sedangkan dalam Sang Pemimpi kali ini Ikal berkawan dengan Arai dan Jimbron.

18 Juli 2017

RECTOVERSO: CINTA TELAH SAMPAI

Juli 18, 2017 0



Judul buku                              : Rectoverso
Genre                                      : Sastra, Fiksi, Kumpulan Cerita Pendek
Pengarang                               : Dewi Lestari (Dee)
Penerbit                                   : Bentang (2013)
Bahasa                                     : Indonesia dan Inggris
Tebal buku                              :174 halaman
ISBN                                       : 978-602-7888-03-6

            Dewi Lestari, atau yang lebih dikenal dengan nama Dee, memang tak diragukan lagi kepiawaiannya dalam dunia fiksi dan musik. Buku berjudul Rectoverso yang pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Goodfaith Production pada tahun 2008 adalah perwujudan dari dua wajah dunia seorang Dee. Rectoverso memadukan dengan ciamik dua buah karya seni yang lahir dari hasil pemikiran Dewi Lestari yaitu sastra (cerpen) dan musik. Berisikan 11 cerpen dan 11 lagu, Rectoverso telah berhasil membawa pembaruan dalam khazanah sastra dan musik di Indonesia.

02 Juli 2017

Mengubah Paham, Membuka Pikir: Membaca "Pada Suatu Hari Nanti & Malam Wabah"

Juli 02, 2017 0

Judul: Pada Suatu Hari Nanti &M alam Wabah
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 182 halaman

          Bagi para penikmat karya sastra Indonesia, tentu sudah tak asing lagi dengan nama Sapardi Djoko Damono. Pria yang ingin mencintai kekasihnya dengan sederhana ini memang sudah tidak diragukan lagi kiprahnya dalam dunia sastra. Tidak hanya aktif memproduksi prosa dan puisi, Eyang Sapardi juga dikenal sebagai profesor ilmu sastra yang telah memberikan banyak pembaruan dalam bidang kajian kesusastraan Indonesia. Maka tak ada salahnya jika saya menyebut Sapardi Djoko Damono adalah Paus Sastra kedua setelah H.B. Jassin.

13 Januari 2014

Katanya Kau Seorang Plagiator

Januari 13, 2014 0
    Bagi para peneliti sastra khususnya bidang sastra bandingan tentu sudah tidak asing lagi dengan buku setebal 238 halaman karya Muhidin M. Dahlan yang berjudul "Aku Mendakwa Hamka Plagiat.  Atau mungkin pembelaan H.B. Jassin dalam mengembalikan nama baik Chairil Anwar sebagai Pelopor Angkatan 45 yang juga sempat dituduh sebagai plagiator.  Kasus plagiarisme kesusastraan Indonesia memang tak ada habisnya menimbulkan polemik di setiap perbincangan sastra.  Terlebih lagi apabila plagiarisme menyeret nama sastrawan besar seperti Buya Hamka, Chairil Anwar dan yang baru-baru ini adalah A. Fuadi yang menulis novel "Negeri 5 Menara".

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan.  Sedangkan plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta.  Permasalahannya adalah sejauh mana sebuah karya sastra itu dapat dikatakan sebagai karya sastra plagiat atau jiplakan?

   Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah pernah dikatakan sebagai plagiator atas novel "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck".  Muhidin juga mengatakan bahwa Hamka telah menjiplak karya Mustafa al-Manfaluthi yang berjudul "Magdalaine" kedalam sebuah film berjudul "Dumu El-Hub".  Dalam hal ini, H.B. Jassin mengungkapkan "Memang ada kemiripan plot, ada pikiran- pikiran dan gagasan-gagasan yang mengingatkan kepada "Magdalena", tetapi ada pengungkapan sendiri, pengalaman sendiri, permasalahan sendiri. Sekiranya ada niat pada Hamka untuk menyadur "Magdalena" Manfaluthi, kepandaiannya melukiskan lingkungan masyarakat dan menggambarkan alam serta manusianya, kemahirannya melukiskan seluk-beluk adat istiadat serta keahliannya membentangkan latar belakang sejarah masyarakat Islam di Minangkabau, mengangkat ceritanya itu jadi ciptaan Hamka sendiri….”  H.B. Jassin juga menambahkan ”Anasir pengalaman sendiri dan pengungkapan sendiri demikian kuat, hingga tak dapat orang bicara tentang jiplakan, kecuali kalau tiap hasil pengaruh mau dianggap jiplakan. Maka, adalah terlalu gegabah untuk menuduh Hamka plagiat seperti meneriaki tukang copet di Senen.”

   Selain Hamka, penyair besar Indonesia juga pernah tersandung kasus plagiat.  Beberapa puisi Chairil Anwar dikatakatan sebagai puisi jiplakan.  Di antaranya adalah puisi "Karawang Bekasi" yang dikatakan sebagai jiplakan puisi "The Young Dead Soldier" karya Archibald Macleish.  Lagi-lagi Jassin sebagai pengamat sastra dengan julukan Paus Sastra Indonesia ini mengungkapkan pembelaan pada Chairil Anwar dalam bukunya yang berjudul "Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45".


    H.B. Jassin mengatakan "Pada hemat saya sekalipun misalnya ditemui semua hasil-hasil Chairil Anwar plagiat, tak dapat disangkl bahwa lepas dari soa itu, ia sebagai penerjemah, masih berjasa telah memperbarui persajakan Indonesia sesudah perang yang nyata lain dari yang tercapai sebelum perang.  Jelas kepeloporannya dalam hal ini da yang lebih penting lagi ialah pengakuan yag berupa pengaruh pada aktivitas penciptaan dan pernyataan tokoh-tokoh lain dalam apa yang disebut angkatan 45 dan penyair-prenyair yang datang kemudian.  dan teranglah bahwa kecuali menerjemahkan Chairil juga telah memberikan sajak-sajak asli."  Maksud dari kalimat "...semua hasil-hasil Chairi Anwar plagiat." bukan berarti semata-mata puisi Chairil seluruhnya adalah jipalakan melainkan mengacu pada ungkapan Jassin yang lainnya "Memang ada persamaan ide dan persamaan nafas, tapi apakah gambaran Chairil Anwar tidak seratus persen kita rasakan sebagai khas Indonesia sebagai khas milik bangsa yang tergugah kesadarannya?  Semangatnya, suasananya, ungkapannya, berdiri dengan keistimewaannya sendiri di depan kita."

   Dalam buku yang sama, Jassin menegaskan bahwa Chairil telah menulis 72 sajak asli (1 dalam bahasa Belanda), 2 sajak saduran, 11 sajak terjemahan, 7 prosa asli (1 dalam bahasa Belanda) dan 4 prosa terjemahan, sama sekali jadi 96 tulisan.  Di sana tidak ada satupun karya plagiat seperti yang dituduhkan banyak orang.  Lalu apakah definisi plagiat menurut Jassin berbeda dari definisi yang dianut banyak orang?

    Prof. Dr. A. Teew mengatakan, "Karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan".  Hal itu dapat diartikan bahwa tidak ada karya sastra yang benar-benar murni muncul dari ide yang baru yang sangat orisinal dan belum pernah ada sebelumnya.  Sebuah karya sastra lahir karena ada karya sastra sebelumnya.  Seorang pengarang tidak mungkin dapat membuat suatu karangan tanpa dipengaruhi oleh karangan sebelumnya yang pernah ia baca.

   Mengklaim seseorang sebagai plagiator memerlukan pengkajian yang mendalam dan teliti.  Dalam sastra bandngan terdapat 5 aspek yang harus diperhatikan dalam mengkaji asal usul suatu karya sastra yaitu saduran (adaptasi), terjemahan, pengaruh, tiruan (imitasi) dan jiplakan (plagiat).


    Dalam kasus plagiatnya, Hamka berkata "… kalau ada orang yang menunggu-nunggu saya akan membalas segala serangan rendah dan hinaan itu, payahlah mereka menunggu sebab saya tidak akan membalas. Yang saya tunggu sekarang adalah terbentuknya satu Panitia Kesusastraan yang bersifat ilmiah, di bawah naungan salah satu Universitas (Fakultas Sastra-nya) dan lebih baik yang dekat dari tempat kediaman saya, yaitu Universitas Indonesia.” Sebelumnya juga ia sebutkan, ”Hendaknya jangan dicampur aduk hamun- maki dengan plagiatlah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck atau sadurankah atau aslikah… Kalau Panitia tersebut memandang perlu untuk menanyai saya, saya akan bersedia memberikan keterangan."

   Pengkajian plagiarisme merupakan pengkajian yang vital dan sensitif sehingga Hamka berpendapat perlua diadakannya sebuah riset yang memang mengkaji dan mendalami lebih serius tentang berbagai asus plagiat yang terjadi di Indonesia. (Enggang)http://majasonline.com/

Sumber:
H.B. Jassin, "Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45", Narasi, Yogyakarta, 2013.
http://mail.jendelasastra.com/wawasan/artikel/plagiarisme-dan-kepengarangan
http://charaaw.blogspot.com/2012/06/memutus-polemik-plagiarisme.html

13 Januari 2012

ANALISIS RESEPSI SASTRA PADA CERITA RAKYAT TIMUN MAS

Januari 13, 2012 0

Oleh:
Amry Rasyadany (211409020)



A.    LATAR BELAKANG
Resepsi berasal dari bahasa latin “recipere” yang berarti menerima.  Resepsi adalah aliran dalam penelitian sastra yang semenjak tahun 60-an menggeserkan fokus dari teks sendiri (aliran egosentris atau gerakan ekonomi) kea rah pembaca.
Dalam arti luas, istilah ini diperuntukkan bagi setiap aliran dalam penelitian sastra yang mempelajari bagaimana karya-karya sastra diterima oleh pembaca.  Cara penerimaan tersebut dapat bersifat psikologis maupun sosiologis.

23 Oktober 2011

JENIS WACANA DAN JENIS TOPIK WACANA DALAM CERPEN "JENIS KELAMIN" KARYA SHANTINED

Oktober 23, 2011 0
SARI
            Arikel ini membahas tentang wacana yang berbentuk cerpen yang berjudul “Jenis Kelamin karya Shantined.  Tujuan penulisan artikel ini adalah memberitahukan cerpen “Jenis kelamin” ini termasuk wacana jenis apa dan topik wacananya termasuk topik wacana jenis apa.Cerpen ini diketahui merupakan jenis wacana tertulis menurut sarana penyampaiannya, wacana prosa menurut bentuk penyampaiannya, wacana dialog menurut peranan penutur dan mitra tuturnya, wacana narasi menurut penyampaian materinya dan wacana kompleks menurut strukturnya.  Jenis topik wacana yang terdapat dalam cerpen “Jenis Kelamin” karya Shantined ini 73,5% adalah topik persona dan 26,5% topik non persona.

ANALISIS WACANA DAN TOPIK WACANA PADA CERPN "JENIS KELAMIN" KARYA SHANTINED

Oktober 23, 2011 0
SARI
            Arikel ini membahas tentang wacana yang berbentuk cerpen yang berjudul “Jenis Kelamin karya Shantined.  Tujuan penulisan artikel ini adalah memberitahukan cerpen “Jenis kelamin” ini termasuk wacana jenis apa dan topik wacananya termasuk topik wacana jenis apa.Cerpen ini diketahui merupakan jenis wacana tertulis menurut sarana penyampaiannya, wacana prosa menurut bentuk penyampaiannya, wacana dialog menurut peranan penutur dan mitra tuturnya, wacana narasi menurut penyampaian materinya dan wacana kompleks menurut strukturnya.  Jenis topik wacana yang terdapat dalam cerpen “Jenis Kelamin” karya Shantined ini 73,5% adalah topik persona dan 26,5% topik non persona.
Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.