21 Juli 2017

MIMPI-MIMPI TERBANG KE SORBONE


Judul buku: Sang Pemimpi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal buku: 292 halaman

Sang Pemimpi merupakan novel kedua yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel yang menjadi bagian dalam tetralogi Laskar Pelangi ini tak kalah inspiratif dari novel pertamanya. Andrea Hirata masih berkutat pada dunia kampung di Belitong dengan kearifan lokal Suku Melayu di sana. Yang sedikit berbeda dengan Laskar Pelangi adalah kawan-kawan Ikal dalam mengejar mimpi. Jika dalam Laskar Pelangi Ikal didampingi dengan Lintang dan Mahar, sedangkan dalam Sang Pemimpi kali ini Ikal berkawan dengan Arai dan Jimbron.

Tetralogi Laskar Pelangi sepertinya memang telah diseting oleh Andrea untuk menjadi bacaan yang inspiratif dan memotivasi para pembacanya. Ceritanya berkutat seputar mimpi-mimpi anak-anak kampung yang demikian tinggi dengan semangat yang bergelora dan usaha yang keras untuk mencapai mimpi-mimpi tersebut. Demikian juga tema utama yang terkandung dalam Sang Pemimpi. Ikal dan Arai adalah anak-anak kampung yang nekat bermimpi untuk dapat mengeyam pendidikan di luar negeri. Dengan semangat yang membara, mereka bekerja di sela-sela kegiatan sekolah mereka agar bisa menabung untuk modal meraih mimpi-mimpi mereka.
Namun demikian, di beberapa bagian cerita terdapat saja kenakalan-kenakalan khas remaja yang dilakukan oleh Ikal dan kawan-kawannya. Salah satu contohnya adalah ketika Ikal, Arai, dan Jimbron tak mampu menahan gairah dan rasa ingin tahu mereka untuk menonton sebuah film murahan di bioskop. Mereka tahu resikonya, namun rasa penasaran mereka terlalu besar sehingga nekat melakukan perbuatan tersebut. Tentu tak salah lagi jika hukuman yang berat telah menanti mereka ketika kepala sekolah tahu kalau mereka menonton bioskop. Beruntung Ikal dan Arai adalah siswa yang terbilang pintar di sekolah sehingga mereka tidak dikeluarkan dari sekolah.
Kegigihan dan kebulatan tekadlah yang membuat Ikal dan Arai mampu menggapai mimpi-mimpinya. Meski pun rintangan menghadang mereka berkali-kali mereka tak pernah berhenti bermimpi. Ada kalanya Ikal putus asa akan mimpinya ketika ia mulai tumbuh dewasa dan jalan pikirannya semakin logis sehingga merasa bahwa mimpinya itu terlalu tinggi bagi anak kampung seperti dirinya. Namun Andrea Hirata mengajarkan pada para pembacanya beberapa point penting dalam meraih mimpi yaitu niat dan tekad yang bulat, semangat yang membara, usaha yang keras, serta dukungan orang-orang sekitar. Ikal, Arai, dan Jimbron adalah tiga pemuda bersahabat yang saling mendukung terhadap mimpi masing-masing. Maka ketika kepercayaan diri Ikal mulai hilang serta putus asa terhadap mimpi-mimpinya, Arai dan Jimbron menjadi pelepas dahaga krisis kepercayaan diri Ikal sehingga kembali bangkit dan kembali mengejar mimpi-mimpinya.
Dengan kemampuannya mengolah bahasa, Andrea Hirata berhasil meleburkan ilmu pengetahuan, pengalaman pribadi, dan imajinasi menjadi sebuah bacaan yang memikat. Meski latar belakang pendidikannya adalah ekonomi, Andrea Hirata juga tergila-gila pada dunia sastra dan ilmu sains. Selain itu dia juga seorang petualang yang gemar menjelajah tempat-tempat baru. Hal itulah yang membuat Andrea memiliki kekayaan bahasa yang luar biasa dan juga mampu mengolah cerita dengan bahasa yang khas. Dalam beberapa bagian di novel Sang Pemimpi, Andrea memanfaatkan benar kekayaan bahasa yang dimilikinya itu dengan memasukkan beberapa istilah yang bisa jadi asing di telinga para pembaca. Hal itu terbukti dari panjangnya daftar glosarium yang ada pada bagian akhir novel.
    Kekayaan bahasa, ilmu pengetahuan, serta pengalaman yang dimiliki oleh Andrea Hirata telah berhasil membuat pembacanya larut pada petualangan yang seru. Kepiawaian Andrea Hirata dalam merajut kata-kata membuat para pembaca seolah-olah terlibat dalam perjuangan Ikal dan Arai mengejar mimpinya. Andrea telah sukses membuat mimpi-mimpi para pembaca terbang hingga ke Sorbone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.