Apalah gemetar dalam dada
Apalah gemuruh dalam jiwa
Di mana dami beningnya sukma?
Di mana rindu mengubur luka?
Matahari terburu berlari
Mencuri mimpi suara sunyi
Bintang-bintang tak mampu menggati
Hati ini risau di panji-panji
Rembulan berbisik-bisik jengah
Di langit-langit petang yang pasrah
Adakah sesuatu yang patah?
Adakah gema jantung yang resah?
Swaramu senantiasa tumpah
Membentur dinding puri hikmah
Dan aku tak akan lupa tanah
Meski pulang terkutuk dan bertuah
Dengarlah air hujan yang runtuh
Merasuk luruh segala tubuh
Hidup ini kerontang benar sungguh
Manusia ini rindu cahaya utuh
Biarlah gelap jadi prasangka
Cahya itu takkan ingkar janjinya
Jiwa-jiwa kembali pada surya
Saatnya tiba, kita berpisah jua
Gebyog, 17 September 2017
17 September 2017
Rindu Cahaya

tentang penulis (Amry)
Saya lahir dan tumbuh remaja di kota Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Gemar menulis sejak sekolah dasar, dan pelan-pelan berkesenian secara suka-suka. Selain di sini, tulisan saya telah terbit dalam beberapa buku antologi bersama dan empat buku pribadi. Buku saya secara mandiri adalah Malam Spesial (kumpulan cerpen), Antara Langit dan Maratua (novel), Dampamu (kumpulan puisi), dan Kemarau di Sei Lesan (kumpulan cerpen). Karya-karya lainnya tersebar dalam berbagai media dan platform, dapat ditemui dengan kata kunci "Amry Rasyadany". Saya terbuka untuk diskusi, kolaborasi, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan sastra yang menyenangkan. Sila hubungi saya via surel arasyadany@yahoo.com.
Sastra
Perihal
Alih Wahana,
Kumpulan Puisi Dampamu,
Lagu,
Musikalisasi Puisi,
Puisi,
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar