Tampilkan postingan dengan label Gambar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gambar. Tampilkan semua postingan

08 Juni 2023

Risau

Juni 08, 2023 0
Ilustrasi Puisi Risau


Risauku
Seperti mendung di musim kemarau
Melayang-layang di udara dengan ragu
Akankah hujan mungkin runtuh

Risauku
Seperti malam-malam para serdadu
Di belakang, kehormatan membeku
Di depan, menghadang meriam musuh

Risauku
Seperti derit ranjang para perayu
Dalam pahitnya noda-noda gincu
Ada doa-doa mendesah-lenguh

Risau adalah aku
Ketika niskarsa-karya
Risau adalah aku
Merasuk
Menentang keyakinan
Memupuk kesangsian

Malang, 8 Juni 2023

31 Maret 2023

Sajak-Sajak Kemarau

Maret 31, 2023 0
Sajak Kemarau


Bacalah
Ayat-ayatku yang terus basah
Yang berhulu pada dalamnya telaga gundah
Bacalah
Dengan doa-doa para penjelajah

Aku diliputi debu
Dihantui ragu
Dirundung layu
Dinanti ibu

Dari mana datangnya suara-suara
Bila kau palingkan wajah-wajah samudera
Dia pun masih berjalan ke utara
Pada rumah-rumah, tempat rindu berjaga

13 Maret 2023

Setubuh Anggrek Bulan

Maret 13, 2023 0
Setubuh Anggrek Bulan


Berdiri kita dalam satu akar, satu tekad
Pada serat-serat cerita yang mengikat
Kucumbu kau seperti daun anggrek bulan
Dibuai bayu, ranting-ranting bergesekan

Kelopakmu bercahaya
Mengembang, merebak sari-sari purba
Merasuk dalam resah
Memburu, mendesak-desak
Kuraih benang-benang gelisah
Lekas, melesak ke dalam mahkota
Kau merekah
Aku menua

Setubuh kita, berdua satu tatapan
Anggrek bulan dalam liarnya belantara
Remas genggaman, rengkuh raungan
Kau tumpahkan nektar bunga
Kupancarkan bintang-bintang

Berpeluk kita, bertawaan dalam engah
Kita merdeka, berdaulat, dan penuh gairah
Satu lagi lestari turun ke bumi
Untuk menjadi nas, anugerah setiap mimpi

Kita adalah pemegang simpul amanat
Dalam binalnya larik-larik riwayat
Kita adalah anggrek bulan
Setubuh dalam rengkuh-liar desahan

Hutan-hutan mengembang
Sungai-sungai mengambang
Kutelusuri tubuhmu terang-terang
Kau resapi peluhku dalam-dalam

Maret 2023

Tanam Amanat

Maret 13, 2023 0

Tanam Amanat

Kalau nanti kalanya tiba
Aku dalam tanah
Bertubuh tulang, bersandang kafan
Tiada namaku pada kulit batu, pada wajah kayu

Aku melayang-layang di udara
Di sela-sela huruf yang kau baca
Aku diam dan membeku
Seperti jamur yang menghiasi buku-buku

Cari aku, pada puisi dan lagu-lagu
Atau pada ledakan-ledakan kisah
Juga pada doa, tempat semua nama menyatu
Makamkan aku pada dalamnya lubang Fatihah

Nanti kalanya tiba, pasti tiba
Kau sendiri, membawa rangkai bunga
Sedang aku menjadi bisik di telinga
Adalah kenangan dari hidup yang kau eja

Jangan menangis, aku tetap ada
Sampai siul memantul
Sampai gunung berhambur
Lantas tiada apa-apa, selain kita

Malang, Januari-Februari 2023

16 Januari 2023

Paradoks Kenangan

Januari 16, 2023 0
Paradoks Kenangan


Seperti daun pagi yang lengkap dicumbu embun
Pandangmu merasuk lewat celah-celah senyum
Kuraih kau, bintang tanpa cacat, tanpa cela
Kelepas kau, kepak sayap burung dara

Melupakan adalah pil terakhir yang harus kutelan
Sebagai bukti cinta
Dan kau senantiasa mengukir riwayat kenangan
Nyatanya aku tidak

Dalam puisi, kusandingkan namamu dengan resah
Karena kau tak henti mendatangkan gundah
Rahasia apa? Yang melayang-layang di udara
Yang menyulap angan-angan jadi sisa

Malang, Januari 2023

10 Januari 2023

Ketika Seorang Laki-Laki Diserang Cemas dan Rindu

Januari 10, 2023 0
Ketika Seorang Lelaki Diserang Cemas dan Rindu


Nasihat paling bijak adalah perjalanan
Tempat cerita-berita-derita
Sahut-menyahut berlompatan dalam kepala
Seperti hidup yang bergulir
Pada panjangnya jalan pulang

Di Semarang,
Kota harapan
Yang menempamu jadi batu
Yang menempaku jadi abu

Ke barat aku, ke kota paling sekarat
Kudapati kebisuan, detik mengikat-ikat

Ke selatan aku, ke kota penuh kenangan
Kukejar kerinduan, dibuai mimpi dan angan

Ke timur aku, di mana gairah menjamur
Kulawan kesangsian, kutantang keresahan

Inginku ke utara, tempat kau berada
Pada tanah, bumi yang berserah
Aku tak mampu, tak berdaya
Sejauh aku, melempar kerikil tanya

Bila pulang kan tiba? Apakah akan segera?
Sedang aku tak punya, tak mampu bawa apa-apa
Bila?

Jalan ini teramat basah, bagi tapak-tapak kaki yang gundah


Kedung Kandang, 10 Januari 2023

16 Desember 2022

Sesal

Desember 16, 2022 0


untukmu yang tak pernah menyimpan dendam

Seperti lautan
Kau adalah genangan paling dalam
Seperti penyesalan
Kau adalah permintaan maaf yang paling terpendam

Di matamu kutemui penghakiman
Yang diam-diam aku urai
Pada tiap detik detak jantung malam
Apa yang lebih megkhawatirkan
Daripada dosa yang tak terampunkan

Jangan lagi pernah datang
Meski sekedar bayang-bayang,
     atau cahaya dalam genggaman
Kalau kau hanya tawarkan kegetiran
Bermuara pada masa lalu yang hitam

NH Syams, (maafkan aku)

Padamu tertambat
Simpul sesal paling sangat

Malang, 27 November 2022

12 November 2022

Datang, Datang...

November 12, 2022 0
Datang, Datang....


 kepadamu yang selalu datang

Kau hadir, padaku yang kerap mangkir
Kuhela nafasmu pada sajak-sajak satir
Ada doa yang memanjat ke langit
Pelan-pelan melangkahi awan yang merintik

     Bagaimana ada mu?
     Sedang aku tidak
 
Hatiku bisu seperti kayu jabuk dirayapi waktu
Tak berani mengaku, tak kuasa mengeja
Aku diam, seperti malam
Ketika bayangmu terus menerus berjatuhan

Peluk aku, dengan segala keraguan itu
Jangan pergi,

Malang, 12 November 2022

07 November 2022

Daya

November 07, 2022 0


Hadirmu dalam genggaman
Seperti debu gergaji dari rangka meja kayu
Juga yang menempel pada daun jendela itu
Hujan menagih janji, dari pertama ia datang

Bibirmu, yang basah dengan petuah
Matamu, yang bening berair telaga
Tanganmu, seperti sungai yang membuai
Langkahmu, berbisik-bisik, mendekat degap
Dadamu, muara kasih yang membentang

Ya, Rayya,
          daya cahyaku
Merayap menantang rintangan
Kau pegang segala eling, segala compang
Jangan berpaling, kaulah ke depan

Kedung Kandang, 7 November 2022 

06 Agustus 2022

Kemaluan

Agustus 06, 2022 0
Kemaluan


Lelaki birahi
Cari kemaluan ke sana ke mari
Sedang hanya didapatinya payudara
hanya selangkangan
hanya muda-mudi bertindih-tindihan
Dalam layar kaca
Dalam genggaman tangan
Dalam ruang kota
Dalam ruang pandang
Di mana?

Lelaki birahi
Berlari ke kanan, melompat ke kiri
Disaksikannya perempuan kaya mengutil coklat batangan
Pula kebohongan drama penembakan ajudan
Orang-orang mengencingi undang-undang
saling serang, adu menang
Di mana kemaluan?

Lelaki birahi
Darahnya deras berlarian dalam nadi
Anak kyai meniduri santri
Manusia dibodohi tukang sihir religi
Kepala kosong diumbar kemana-mana
Orang-orang dungu bermain-main logika

Di mana sembunyi, kemaluan sejati?
Di mana sembunyi, kemaluan suci?

Lelaki birahi
Lelah memburu kemaluan di muka bumi
Menyerah,
Pasrah,
Beronani
Dipenggalnya kemaluan sendiri

Kedung Kandang, Agustus 2022

Ayumi

Agustus 06, 2022 0
Ayumi


untuk anakku

Ayumi
Langkahlah jangan henti
Seperti suara tangismu
Yang getarkan embun pagi

Pada helaian mayangmu kutitipkan harapan
agar nuranimu teguh jadi tumpuan
Pada hitam matamu kutitipkan salam
agar jernih segala apa yang kau pandang
Pada rona bibirmu kutitipkan rema
agar puisi-puisimu nirmala
Pada lentik jemarimu kutitipkan pelatik
agar kau waspada sikapi detik
Pada pijak tapakmu kutitipkan kebijakan
agar selalu patri padamu jalan pulang
Pada darah dan dagingmu kutitipkan cahaya terang
agar sehat seutuh ruh segenap badan

Ayumi
Yang bersuara bayu
Yang berlembut hati
Perempuan bermayang sutra
Berkawan mimpi telaga
Bunga dalam selimutku
Datanglah bahagia
Datanglah cahaya
Doa-doa di atas kepalamu

Kendal, Maret 2022
Malang, Agustus 2022

19 November 2021

Enggang

November 19, 2021 0
Mencari Makan 5.0


Kemana?
Melayang enggang di udara

Kelenggara
Membayang enggang bersuara

Dia berangkat
Menangisi rimba yang gelisah
Merambat
Berumah pada entah

Kedung Kandang, 19 November 2021

15 Februari 2021

05 Juli 2020

Ikrar

Juli 05, 2020 0


Aku tak mau dilanda rindu
Jika bukan namamu yang terus menerus hadir dalam doa
Seperti angin timur yang tetap setia
Menuju cakrawala yang sengaja menunggu

Aku tak mau dihantui resah
Selain jemarimu yang berusaha kugapai sebelum lelap
Bagai batu sungai yang senantiasa basah
Sebelum pada akhirnya ia menetap

Aku tak mau diserang cemburu
Kalau tidak pada malam yang selalu mencuri
Diam-diam ada dan mengarah padamu
Layaknya kemarau di antara ranting-ranting pohon jati

Aku tak mau berkawan sepi
Tanpa ada rona-ronamu yang mengikuti
Serupa udara dingin menjelang pagi
Yang menyayangi manusia, memelihara bumi

Aku tak mau jatuh cinta
Kecuali pada dalamnya jurang duniamu yang kaya
Bak rombongan musafir haus kelana
Bergerak bersama, topang-menopang, saling menjaga

Sleman, 2020

11 Maret 2019

Kemana Perginya Enggang?

Maret 11, 2019 0

Kemana perginya enggang?
Dari ranting-ranting abadi
Sebagai penggalan-penggalan sajak ketiga
Juga tarian sunyi rembulan di musim hujan
Pelari mencuri-curi embun
Udara pagi mengkhianati daun

Hutan-hutan adalah lobang
Sejak datang binatang, di sana berak-telanjang
Sementara debu-debu terusir
Sepertiku turut menyingkir
Dari gilang takdir

Dan sungai adalah kematian
Tempat mayat dan bangkai dimakamkan
Di ulu ada darah campur tanah
Di ilir ada zaman berhenti bergulir

Lantas kemana perginya enggang?
Sedang di udara ada tenung melayang-layang
Menyurupi paru-paru, dan ruang-ruang
Kucari-cari suara dalam sampeq, kalintang
Adanya, sekedar kayu, kayu
Bisunya, bisu
Seperti malam yang paling ragu

Aku 'lah tiba pada kekosongan paling inti
Setelah ini akan terbit kenisbian paling entah
Tanpa ada satu pun rayuan yang mampu menjawab panggilan
Sedangkan wasiat-wasiat hanya sebatas basa-basi
Jika tak lagi, maka akan semakin banyak enggang hilang dari rimba
Dari luruhnya jiwa

Jakarta, Februari-Maret 2019

28 Januari 2019

Jiwa-Jiwa yang Melayang

Januari 28, 2019 0
Jadi inilah beradanya
Aku di bumi tak jua lebih dari budak sahaya
Pernah memang dulu kau bakar
   unggun-unggun sajak di dadaku
Kini habis itu tinggal abu

Kupasang sendiri, belenggu di leherku
Untuk mengisi aku, mengisi saku
Krana lelaki tak boleh begitu,
   mengiba-ibu

Seperti rakyat, tulisanku adalah baut berkarat
Seperti lagu, jiwaku jiwa jibaku, jiwa babu

     Jakarta, 28 Januari 2019

08 Oktober 2018

Secangkir Kopi dari Na

Oktober 08, 2018 0


Na, buatkan aku secangkir kopi
Tanpa ada dunia di dalamnya
Aku mual diudak hari
Maka izinkan aku menegak kopimu
Yang tak berdunia di dalamnya

Sebab dunia akan usai
Padahal denganmu tak ada batas waktu
Makan jangan hadirkan dunia pada kopi itu
Bersama kita lampaui, hirupi aromanya, resapi pahitnya tanpa dunia

Kau mau, Na?
Karena jika dunia yang jadi ingin, akulah yang tak mampu beri apa
Duniaku akan usai, di tanganmu tergadai

Na, jika tetap ingin
Buatkan secangkir kopi saja
Bersama kita habiskan dunia
Lalu kita selesai

Kembangan, 8 Oktober 2018

Kesangsian

Oktober 08, 2018 0

Na, semakin kubenci sendiri
Masih soal sama, guna diri
Aku bukan kanak lagi
Sedang tanya tentang tugas di duni terus menghantui

Karena memang tak ada yang seratus persen aku
Kau sendiri bilang begitu
Segala setengah-setengah pula kuselami
Sastra, seni, apa saja tak ada aku seutuhnya

Lalu untuk apa aku ini?
Sedang untuk makan sendiriku saja aku tak bisa
Tak guna
Lebih-lebih di mereka
Harusnya memang usahlah berkabar, berkoar
Biar sendiri dilucuti sepi aku ini
Jika berbaur pun hanya akan membunuh aku
Jadi jawabnya aku tunggu atau cari?
Tunggu sampai bila?
Cari sampai mana?

Alam menagih-nagih tak tau diri
Menerobos langsung ke kepalaku
Meneror malam-malamku
Aku ingin satu saja yang sungguh-sungguh aku
Jika saja bisa dan manusia menerima

Jakarta, 8 Oktober 2018
Lihat naskah asli

06 September 2018

Puisi di Bibir Pagi

September 06, 2018 0
Di bibir pagi, kau cumbu aku yang dungu
Kau kuliti sajak-sajak yang kelu
Kita berlenguh
Kita gemuruh

Jadi kusimpan saja bait-bait itu
Biar membangkai dihabisi waktu

Dan kau cumbu lagi
Rindu di bibir pagi

Kembangan, 6 September 2018
Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.