kepadamu yang selalu datang
Kau hadir, padaku yang kerap mangkir
Kuhela nafasmu pada sajak-sajak satir
Ada doa yang memanjat ke langit
Pelan-pelan melangkahi awan yang merintik
Bagaimana ada mu?
Sedang aku tidak
Hatiku bisu seperti kayu jabuk dirayapi waktu
Tak berani mengaku, tak kuasa mengeja
Aku diam, seperti malam
Ketika bayangmu terus menerus berjatuhan
Peluk aku, dengan segala keraguan itu
Jangan pergi,
Malang, 12 November 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar