Setiap tahunnya, Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia memang selalu mengadakan pementasan drama dan teater. Pementasan ini adalah ujian akhir mata kuliah
pementasan drama untuk mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan mata kuliah teater untuk mahasiswa prodi Sastra Indonesia. Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib yang
harus di ambil oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes.
Tahun ini, panitia gabungan
Pementasan Drama dan Teater Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mengambil tema
“Festival Paropamosa”, Paropamosa adalah
sebuah akronim dari Panca Rombel Pendidikan Mono Sastra. Karna tahun ini ada lima rombel (rombongan
belajar) Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia dan ada satu rombel Sastra
Indonesia.
FASILITAS TIDAK
MENDUKUNG
Ujian mata kuliah drama biasanya
dilaksanakan di Gedung B1 ruang 106 atau yang biasa disebut ruang Laboratorium
Teater Usmar Ismail. Lighting ruangan
tersebut sudah terbilang cukup tua,
banyak lampu yang harusnya diganti demi kelancaran dan kesuksesan
pementasan yang juga menjadi ujian akhir semester ini. Bukan tak pernah lighting di ruang ini
tiba-tiba mati pada saat pementasan sehingga mengganggu jalannya
pementasan. Bahkan sklarnya sering konslet
sehingga membahayakan pengguna ruangan.
Pendingin ruangannya pun serasa hidup
segan mati tak mau. Di musim pementasan
seperti ini, penonton yang menghadiri ruang teater yang mini itu bisa jadi
sangat membludak. Belum lagi adanya
beberapa mata kuliah yang mewajibkan mahasiswanya untuk menonoton pementasan
tersebut. Tak diragukan lagi dengan
jumlah penonton yang banyak dan ruangan teater yang lumrahnya tertutup rapat
untuk meminimalisir cahaya yang masuk di tambah dengan pendingin ruangan yang
kempas-kempis, oksigen dalam ruang itu semakin lama semakin tipis, ruangan pun
semakin panas. Menonton teater serasa
berendam di pemandian air hangat.
CUMA DUA SKS
Pernahkah kita melihat mahasiswa
kuliah setiap malam mulai habis maghrib dan baru rampung menjelang tengah malam
bahkan melewati tengah malam? Pernahkah
kuliah yang berbobot 2 SKS melebihi 2 jam pada setiap pertemuannya?
Satuan Kredit Semester yang biasa
disebut SKS dalam mata kuliah pementasan drama yang diambil oleh mahasiswa
prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hanya berbobot 2 SKS. Sudah pasti hal ini membuat para mahasiswa
yang mengambil mata kuliah tersebut merasa dirugikan. Bisa dibayangkan, dari segi waktu saja mereka
harus meluangkan waktu paling tidak 2-3 kali dalam seminggu untuk latihan
mempersiapkan ujian akhir, dan ini dilakukan selama satu semester. Adakah kuliah lain yang bobotnya 2 SKS yang
selalu mengadakan pertemuan sesering itu?
Dari segi tenaga, kuliah
pementasan drama sudah pasti sangat menguras tenaga. Dalam proses latihan drama ada latihan yang
di sebuat oleh tubuh dan olah vokal.
Bagi mahasiswa Jurusan BSI yang jarang berolahraga, lari keliling FBS 3
kali seminggu itu sangatlah melelahkan.
Belum lagi setelah itu harus teriak-teriak untuk olah vokal yang membuat
nafas makin tersengal. Ditambah lagi pembuatan properti yang sudah pasti membutuhkan
tenaga ekstra.
Kemudian dari segi ekonomi. Pementasan semacam ini tentunya mengeluarkan
dana yang begitu besar. Mahasiswa Bahasa
dan Sastra Indonesia yang mengambil mata kuliah ini harus rela mengurangi
sedikit uang makannya untuk iuran pementasan drama. Biasanya tiap rombel mematok harga Rp20.000,-
tiap kali pertemuan. Bayangkan jika tiap
minggu 3 kali pertemuan dan dikali selama satu semester. Berapa banyak uang kiriman orangtua yang
harus di sisihkan?
Bobot yang hanya 2 SKS untuk mata
kuliah seperti ini memang tidak berimbang.
Karna yang dikorbankan tidak hanya tenaga dan pikiran, tetapi waktu dan
keuangan pun ikut terkuras. Bahkan tak
jarang mata kuliah ini menjadi fokus tunggal mahasiswa yang mengambilnya
sehingga menganaktirikan mata kuliah yang lainnya.
Meskipun demikian, semangat
mahasiswa untuk tetap menampilkan yang terbaik tidak surut. Bukan SKS-nya yang menentukan baik buruknya
pementasan. Tapi prosesnya. Jika sudah berproses dengan cukup panjang dan
pengorbanan yang besar, sayang rasanya jika hanya pentas alakadarnya. Apalagi acara pementasan ini adalah acara
tahunan yang selalu ditungu-tunggu oleh seluruh warga Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia baik dari kalangan mahasiswa maupun kalangan dosen. Para penampil tak mungkin rela jika
pementasan mereka jelek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar