untuk Budi + R. D. Pranata
Kita sama para petualang
Jalan beriringan mengejar petang
Pernahkah kau coba sekali noleh ke belakang
Pada jejak langkah di lumpur jalanan,
Juga pada sejarah yang menjadi bayang-bayang
Adakah aku yang mungkin tertinggal
Barangkali langkahku jauh mengayal
Dalam kubangan gelap aku membual
Dijerat puisi, rayu peri-peri binal
Atau mungkin buai mimpi-mimpi nakal
Panggil aku
Seru!
Bisa jadi aku tak lagi mengenalmu
Karena terlalu jauh aku mengeruh
Terlalu dalam aku tenggelam
Panggil aku
Seru!
Aku adalah burung enggang
Bukan kalong yang sembunyi dari terang
Di tanah aku menyembah
Di langit aku jelajah
Ingatkan aku pada citra cita penuh gairah
Juga pada janji dalam simpul amanah
Sayapku kan mengembang
Di segar namamu kumelayang
Peluk aku
Buang kendi-kendi tuak itu
Mereka pelena, menghilangkan kita
Mereka pendusta, yang melimbungkan nusia
Mari seduh kopi, buat mataku segar lagi
Tak kupeduli robusta atau arabika
Kita susun rencana sampai pagi
Hanya kita, secangkir kita berdua
Jadi kalau kita bertualang kembali
Barangkali aku tiada lagi
Cari aku di belakang
Di lembah curam, atau jurang dalam
Panggil aku
Seru!
Di angkasa jauh mungkin kau jelang
Puisi-puisiku yang lekas hilang
Malang, 18 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar