Bahkan malam pun kini enggan berbagi mimpinya pada ku
Lalu kemana lagi kepak sayap ini meratap iba?
Langit berpaling ketika ku bersujud di kaki-Nya
Tubuh hitam ini selalu terseretcke lembah suram hidupnya tiap kali ia men coba pasrah dan membiarkan mawar pergi
Ah... Burung malang kini lebih nista daripada pungguk yang merindukan bulan
Bulan kian terbirit tiap kali ku tatap matanya dan berkata "aku mencintaimu"
terkadang bebintang di sampingnya berbisik "jangan kau umbar cinta mu ketika paruhmu melepas mawar dan membiarkan dia jatuh.. Dia pun sakit... Dan tak sanggup menerima hati mu lagi..."
Si burung hitam makin larut dalam musuh malamnya
Oais matanya sudah kering sejak berhari lalu
Tiada lagi jerit derita yang dia koar tiap puncak malam
Hanya ratap menunggu Langit menjawab
16 Agustus 2011
Jawaban Dari Langit

tentang penulis (Amry)
Saya lahir dan tumbuh remaja di kota Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Gemar menulis sejak sekolah dasar, dan pelan-pelan berkesenian secara suka-suka. Selain di sini, tulisan saya telah terbit dalam beberapa buku antologi bersama dan empat buku pribadi. Buku saya secara mandiri adalah Malam Spesial (kumpulan cerpen), Antara Langit dan Maratua (novel), Dampamu (kumpulan puisi), dan Kemarau di Sei Lesan (kumpulan cerpen). Karya-karya lainnya tersebar dalam berbagai media dan platform, dapat ditemui dengan kata kunci "Amry Rasyadany". Saya terbuka untuk diskusi, kolaborasi, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan sastra yang menyenangkan. Sila hubungi saya via surel arasyadany@yahoo.com.
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar