Padahal hingga kini dia belum bisa beridiri dengan kakinya sendiri
Sedang malam pun tak lagi berani memberinya mimpi
Mawar itu pernah memberinya harapan
Meski hilang tak berpaling lagi
Kelopaknya pernah membelai helai demi helai rambutnya yang menguning
Meski pergi tak tersentuh lagi
Tak pernah ada mata yang berani mencoba mempuisikan wajahnya
Bahkan siang pun tak mampu mengeluarkan sesatnya
Dia hanya benda bernyawa yang ditinggal, tertinggal, meninggal
Hingga suatu hari nanti kalian semakin lupa
Dia tetap di sini
Masih tak mampu berdiri dengan kakinya sendiri
13 September 2011
Kakinya Sendiri

tentang penulis (Amry)
Saya lahir dan tumbuh remaja di kota Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Gemar menulis sejak sekolah dasar, dan pelan-pelan berkesenian secara suka-suka. Selain di sini, tulisan saya telah terbit dalam beberapa buku antologi bersama dan empat buku pribadi. Buku saya secara mandiri adalah Malam Spesial (kumpulan cerpen), Antara Langit dan Maratua (novel), Dampamu (kumpulan puisi), dan Kemarau di Sei Lesan (kumpulan cerpen). Karya-karya lainnya tersebar dalam berbagai media dan platform, dapat ditemui dengan kata kunci "Amry Rasyadany". Saya terbuka untuk diskusi, kolaborasi, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan sastra yang menyenangkan. Sila hubungi saya via surel arasyadany@yahoo.com.
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar