04 Agustus 2022

Pidato, Janji, dan Sungai Brantas

Apa itu? Yang mengapung
Yang mengarung di arus sungai
Membelah-belah genangan
Memutar-mutar pancaran

Seperti puisi yang keluar dari mulutmu ketika berpidato
Ia mengalir di udara, berlenggak-lenggok
Jatuh di telinga rakyat, membuai-buai
Ke alam pikiran, ke angan-angan

Nah, itu. Yang meluncur dari bibir jembatan
Yang melompat dari dapur orang-orang pinggiran
Berjingkat-jingkat di atas batu
Betumpuk-tumpuk menabrak kayu

Janjimu jua begitu. Tak tau malu.
Diam-diam masuk lewat celah pintu, lewat lobang konci,
Lalu bertimbun di bawah kasur yang berjamur
Berhimpun di langit-langit yang pelit

Itu dia. Perempuan dan anak-anak dimandi bakteri
Pohon-pohon layu, nyanyian burung pilu
Sawah-ladang hilang, capung dan keriang pergi
Kota pura-pura tumbuh, kehidupan lumpuh

Sampah,
dilarung pada sungai yang melengkung

Bau mulutmu bau mulut sampah
Hati dan pikiranmu dipenuhi sampah
Cita-citamu gumpalan sampah
Perilakumu busuk..... sampah!

Dan begitu, di sungai Brantas itu
Sampah serapah manusia hanyut dalam legenda Wali
Udara membusuk, tepian bau pesing, ikan-ikan mati
Racun mengalir, ke perut manusia, ke perut bumi

Nanti
Harinya tiba
Sungai dalam cerita
Dari mulut pembual tua
Berhulu air mata

Malang, 4 Agustus 2022
sumber gambar: Freepik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.