Apa itu? Yang mengapung
Yang mengarung di arus sungai
Membelah-belah genangan
Memutar-mutar pancaran
Yang mengarung di arus sungai
Membelah-belah genangan
Memutar-mutar pancaran
Seperti puisi yang keluar dari mulutmu ketika berpidato
Ia mengalir di udara, berlenggak-lenggok
Jatuh di telinga rakyat, membuai-buai
Ke alam pikiran, ke angan-angan
Nah, itu. Yang meluncur dari bibir jembatan
Yang melompat dari dapur orang-orang pinggiran
Berjingkat-jingkat di atas batu
Betumpuk-tumpuk menabrak kayu
Janjimu jua begitu. Tak tau malu.
Diam-diam masuk lewat celah pintu, lewat lobang konci,
Lalu bertimbun di bawah kasur yang berjamur
Berhimpun di langit-langit yang pelit
Itu dia. Perempuan dan anak-anak dimandi bakteri
Pohon-pohon layu, nyanyian burung pilu
Sawah-ladang hilang, capung dan keriang pergi
Kota pura-pura tumbuh, kehidupan lumpuh
Sampah,
dilarung pada sungai yang melengkung
Bau mulutmu bau mulut sampah
Hati dan pikiranmu dipenuhi sampah
Cita-citamu gumpalan sampah
Perilakumu busuk..... sampah!
Dan begitu, di sungai Brantas itu
Sampah serapah manusia hanyut dalam legenda Wali
Udara membusuk, tepian bau pesing, ikan-ikan mati
Racun mengalir, ke perut manusia, ke perut bumi
Nanti
Harinya tiba
Sungai dalam cerita
Dari mulut pembual tua
Berhulu air mata
Malang, 4 Agustus 2022
![]() |
sumber gambar: Freepik.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar