Na,
Adakah hidup biasa-biasa saja?
Langit yang biasa-biasa
Bumi yang biasa-biasa
Gunung yang biasa-biasa
Laut yang biasa-biasa
Akankah kita biasa-biasa saja?
Seperti kapas putih yang menetas
Seperti keinginan yang mengeras
Aku ingin membunuh takdir
Di dalamnya ada cita-cita yang mustahil
Di hatinya bersemayam rayu paling satir
Jadi kita jalani setapak ini
Berdua saja telanjang kaki
Karena sering kita tak tau di depan siapa menanti
Karena sering kerikil disepanjang tak kita peduli
Aku enggan bermimpi, Na
Ada yang menghantui di setiap angan-angan
Dan mereka yang senantiasa bergentayangan
Diaku adalah air
Dikau adalah Segah
Di muara, ada rantai hikayat saling berakhir
Samudera diam-diam menyelundupkan hadiah
Tetap aku ingin kau yang biasa-biasa saja
Menyadari kepalaku yang semakin tua
Jangan pergi, bunga-bunga membawa sangsi
Jakarta, 16 Maret 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar