17 Maret 2019

Adakah Aku?



Apakah aku ini ada?
Bumi berputar-putar
Siang-malam berselingan
Zaman beralih, musim bersulih
Langit-langit bertabrakan
Cahaya-cahaya berhamburan
Maka dimanakah aku?

Apakah aku ini ada?
Air-tanah dicerai
Rumah-kemah tergadai
Kampung halaman menjadi tempat berkubangnya rayuan
Alam semesta adalah kain selimut peradaban
Kutunggu pesan-pesan pada dinding kalbu yang bisu
Atau barangkali akan ada panggilan suci pada dasar secangkir kopi
Maka akan kemanakah aku?

Apakah aku ini ada?
Meja-meja kayu adalah kawan tukar pikiran
Manusia menghalau waktu dengan buku-buku dan kupu-kupu
Dilantunkannya puja-puja, syair-syair rimba penuh cinta
Kalau sepi menanti, aku sekadar batu paling bisu
Kadang kala udara menari, akulah bunga-bunga layu
Puisi-puisiku adalah ilusi ambisi dalam jiwa paling hampa
Maka siapalah aku ini?

Apakah aku ini ada?
Orang-orang berganti muka
Para penjilat mengencingi tiap jengkal kota
Darah ada di udara, di cuaca, di mana-mana
Perut-perut lapar membabi buta
Tak tau malu, tak tau ragu
Aku yang gugu, hilang gerak mengadu, beradu
Temui aku pada sudut paling asing
Di sungai-sungai yang mengering
Di Tanjung, di persimpangan dua mata air yang gagal ia bendung
Akulah suara-suara dalam semak belukar
Akulah pudar cahaya dalam musim yang gemetar
Maka apalah aku ini?

Apakah aku ada?
Kalau tak ada lagi aku dalam doa
Padahal setiap sel tubuhku adalah pengaminan dari segala semoga
Jauh beginilah aku menjelma diri pada yang tiada
Berpelukan dalam ruang-ruang fana
Berciuman dengan garis waktu paling tanpa
Berdaulat pada kekosongan yang mengikat
Berhenti pada para pemegang janji
Jadi, tiadakah aku ini?

Jakarta, 17 Maret 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.