"Apalah lelaki ini?
tak berkepandaian, berpekerjaan, berpenghasilan?"
Jadi begitulah,
hidup begitu liar, tak gemar menurut cita-cita tuannya
Asa segala sirna, pegat hendak pula
Padahal aral apa tak ada
Tetiba hilang saja
Tetiba nirguna, aku jelma tiada
Jika iya, kupikir usah air mata jua
kecuali keluarga, Na, cahaya
Itu pun kupinta beberapa tetes sahaja
(Sebagai tanda duka)
Lepas itu, hendaknya berbahagialah
Hiduplah dalam berkah
Aku dalam tanah, janganlah ditanam nisan
Biar tiadaku sempurna, habis, dan tuntas
Namaku membusuk, tinggal sepah
Puisiku membangkai, nguap di udara
Kuharap ada jua yang melebur dalam doa-semoga
Kerna apa lagi yang pantas aku pohonkan
selain doa-doa
yang melesat pada tiap-tiap tingkat
Itu saja, selebih dari itu adalah tiada
Puisi ini menyerah, pasrah sedalam-dalamnya
Sedang daging ini, bernafas dan gelisah hanya bisa
Kedung Kandang, 17 Mei 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar