12 Juni 2025

Puisi si Burung Enggang

Juni 12, 2025 0
Aku si burung enggang
Merajai udara, melayang-layang
Kalau musuh menyerang
Aku siap menerjang
Di pagi menjelang
Sayapku melebar terbang
Di pucuk-pucuk riang
Di buah-buah matang

Aku si burung enggang
Tak takut pada terang
Meninggi caya siang
Turut aku menantang
Sampai sore dibenam
Angin antar aku pulang
Di bawah rimba menjulang
Di atas gemantung bintang

Ketika senja datang
Aku tafakur dalam sarang
Musim dan cuaca adalah kawan
Kami semua berikatan
Seluruhnya menyatu ruang
Di rimba raya yang menghidupkan
Kami lelap dilindung malam
Mimpi kami berkaitan

Aku si burung enggang
Pewaris arwah hutan
Nyawaku pohon berdahan
Jiwaku sungai riam
Jika ada yang melawan
Meribut, menghalau tenang
Merusak, menghabis senang
Ruh kami kan meredang
Rimba raya bersiap bersiaga
Tanah dan batu bersekutu
Air dan udara bergelora
Kayu dan api bersaksi
Kami lawan besi dan baja itu
Kami cabik surat-surat kosong itu
Kami bakar nyanyian para penipu
Berlesatan kami dari tiap sarang yang tumbang
Menjadi anak panah, ujung tombak, atau mata parang
Awas, kami bukan sekadar ancaman
Akan datang gelombang pembalasan

Karena aku si burung enggang
Dirahim rimba aku dieram
Kalau hutan hanya kenangan
Maka aku lah jauh terbang
Tak beda lagi pagi dan petang
Tak hirau lagi daun-buah matang
Di mana lagi aku terbilang
Siapa sadari aku menghilang

Aku si burung enggang
Puisiku kepak sayap bayang-bayang
Berlalu aku, ranting berpatahan
Berlaku aku, dipeluk pohonan

Malang, 12 Juni 2025

06 Juni 2025

Kepada Luna

Juni 06, 2025 0
Na,
Dunia ribut sekali
Tutupkan telingaku
Ciptakan ruang bisu
Kudengar suaramu
Yang merayu, yang melagu

Na,
Dunia ramai sekali
Tutupkan mataku
Bawakan bayang semu
Kutatap wajahmu
Yang teduh, yang merindu

Na,
Dunia busuk sekali
Tutupkan hidungku
Embus udara haru
Kuresapi nafasmu
Yang melenguh, yang menderu

Na,
Dunia keji sekali
Tutupkan mulutku
Sampaikan getar kelu
Kukucup senyummu
Yang merasuk, yang mencumbu

Na,
Dunia perih sekali
Tutupkan tubuhku
Berikan peluk paling kaku
Kuselami dirimu
Yang utuh, yang teguh

Malang, 6 Juni 2025

07 Mei 2025

Tari Bulan

Mei 07, 2025 0



Bulan menari
Mendiam diri
Merambat pelan-pelan
Ratu di awang-awang

Kalau aku datang ke sana
Bulan diam sedia
Kupeluk, cium, dan rasuk
Dia beku, malam jadi lapuk

Kudekap bulan
Erat dalam nyanyian
Bisu ia merupa bayang
Aku enggan mengulang

Jadi di sini kami tenggelam
Aku dan bulan terus berhadapan
Tapi dua dua sama mengeja
Sementara kata telah dilupa

Lantas apa, bulan?
Kita batu dingin berkakuan
Di layu punggung gunung Ungaran
Ataukah bunga-bunga rekah
Ataukah keranuman buah
Di antara kita membelah?

18 Desember 2024-7 Mei 2025

27 April 2025

[Subuh]

April 27, 2025 0
Langitmu gemuruh
Nafasmu membeku seluruh
Udaramu penuh
Manusia mengeruh
Dipenjara serapah sumpah, kesah keluh
Sirami kepala kami, basuh
Agar sirna debu-debu di bibir mata
Agar sirna buai rayu alam buta
Sirami hati kami, basuh
Agar mati api iri dengki
Agar mati benalu dalam diri

Malang, 27 April 2025

22 April 2025

[Puisiku]

April 22, 2025 0
Puisiku tak kemana-mana
Menumpuk-numpuk dalam kepala/
      di atas meja
Mendebu ia
Diam-diam simpan rahsia

Puisiku geming, kata-kata gamang
Ia beku seperti batu karang
Bertapa dalam perut lautan
Tiap larik berbaring, menjelajah ruang

Malang, 22 April 2025

06 April 2025

[Kematian Itu]

April 06, 2025 0
Sungguh
Kematian itu makhluk suka-suka
Suatu ketika dia terasa akan tiba
Tapi rupanya hidup terus ada
Suatu ketika yang lain, dia seakan masih lama
Tapi tiba-tiba datang tanpa aba-aba

Semarang, 6 April 2025
Toko Buku LNTRA
Hak Cipta Isi © Amry Rasyadany. Diberdayakan oleh Blogger.