Pernahkah anda menyaksikan pos pembagian Raskin (beras untuk rakyat
miskin) sepi tanpa ada seorang pun yang mengantri?? Saya pernah...
Pernahkah
anda mengalami masa-masa di sebuah daerah harga BBM jenis premium
mencapai 20.000 per liter tanpa ada satu pun ormas yang turun ke jalan
untuk demo?? Saya pernah..
Lalu....
Pernahkah anda melihat
seorang dokter dari Jakarta yang juga seorang pengusaha yang memiliki
restoran di berbagai kota seperti Semarang dan Yogyakarta (sebut saja
Pak Dokter) yang meminta ganti rugi kepada seorang mahasiswa (sebut saja
Er) yang hanya makan nasi kucing tiap malam (lebay), sebesar 2.000.000
rupiah untuk mengganti biaya perbaikan mobilnya yang secara tidak
sengaja (dan saya pastikan sangat tidak disengaja) tertabrak (bukan
ditabrak) oleh Er dalam sebuah kecelakaan yang tidak dikehendaki (dan
tidak direncanakan) oleh Er??? Saya pernah...
negeri
kita adalah negeri yang kaya akan gengsi.. bahkan tingkat
kegengsiannya lebih besar dibanding negara yang lain.. beli celana di
Inggris, karena gengsi. Belajar ke Amerika karena gengsi. naik haji
rame-rame karena gengsi.. sedekah banyak-banyak karena gengsi. tapi
ada juga yang gak mau ngantri raskin karena gengsi.. juga gak mau
teriak-teriak minta harga bbm di turunkan karena gengsi...(lalu apa pak
dokter tadi juga gengsi?).
gengsi itu apa sih? ada
yang bilang harga diri, ada yang bilang martabat, ada yang bilang
kehormatan. toh kita sudah punya devinisi gengsi kita masing-masing di
dalam otak kita. masalah positif negatf gengsi itu biar masing-masing
dari kita saja yang menentukannya.. yang pasti gengsi yang mau saya
bahas di sini adalah gengsi yang berarti sebuah tindakan yang dilakukan
seseorang untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, kewibawaan,
martabat dan jati diri seseorang tersebut (Ini pendapat saya, bukan
kutipan). mengapa bisa ada rakyat miskin yang tidak mau mengantri
raskin?? karna dia gengsi.. malu dong, ketahuan banget tuh kalo dia
miskin.. kemiskinan bukan sesuatu yang pantas untuk dipamerkan ke orang
banyak.. lalu kenapa nggak ada yang demo saat harga bbm malambung
sebegitu tingginya?? ya karna gengsi juga,, malu sama yang lain,,malu
karna takut di anggap nggak mampu beli bensin dan akhirnya dianggap
miskin.. ingat? kemiskinan bukan sesuatu yang pantas untuk dipamerkan
ke orang banyak..
terus kenapa Pak Dokter yang udah
jadi dokter, jadi pengusaha pula (udah pasti dia nggak miskin) minta
ganti rugi sebesar 2.000.000 rupiah kepada Er yang tiap malam makannya
cuma nasi kucing (lebay lagi)??itulah Indonesia,, biasalah,,Indonesia
kurang menjunjng budayanya sendiri,,termasuk budaya gengsi.. akhirnya
budaya gengsi pun mulai memudar (tapi sepertinya budaya ini belum
diklaim sama negara tetangga).. Pak Dokter itu kehilangan jiwa-jiwa
gengsinya saat melihat sebuah motor honda supra X 125 berwarna hitam
silver menabak mobilnya yang terparkir rapi di pinggir jalan.
sebenarnya motor itu tak mermaksud menabrak mobil Pak Dokter, termasuk
juga sepengemudi motor, yaitu Er. Er sama sekali tidak ingin menabrak
mobilnya Pak Dokter yang sedang parkir,.. namun siapa sangka di
jalanan menurun, mobil yang berada tepat di depan Er berhenti mendadak
karena mobil yang ada di depannya ingin belok kanan. karna Er belum
siap untuk menginjak rem. akhirnya Er menabrak mobil di depannya, lalu
terpental ke kiri dan menambrak mobil Pak Dokter yang terparkir d
pinggir jalan. (sekarang siapa yang mau bilang kalau Er sengaja
menabrakkan motornya?????). tapi mengapa Er yang disalahkan?? karena
Er adalah orang yang paling muda di antara yang lain,,budaya kita
mengatakan bahwa orang-orang tua itu gak boleh salah, gak bisa di
salahkan dan di izinkan melakukan kesalahan, tapi mereka selalu benar.
Lalu
mengapa Er terima saja? karna Er menjunjung tinggi budaya gengsi. Er
berasal dari daerah yang rakyatnya gak pernah ngantri raskin dan gak
pernah demo minta harga bbm turun.. akhirnya Er menyetujui akan
mengganti rugi, meski gak tau mesti dapat uang dari mana, karna Er
pengen buru-buru pulang untuk menikmati sakit di lututnya.
lucunya,
Kok Pak Dokter ngotot minta diganti full? mintanya sama Er lagi, yang
seorang mahasiswa. selain jiwa kegengsian yang memudar, kedermawanan
pun mulai luntur dan akhirnya keegoisan meraja lela menjunjung nilai
ingin menang sendiri. ah,,biar saja..seandainya Pak Dokter adalah
orang yang dermawan, maka tulisan ini tidak akan pernah di tulis.
lalu
siapa yang lebih punya gengsi? Pak Dokter kaya atau Er yang cuma
mahasiswa? anda bisa menentukannya sendiri. seperti apa rasanya jadi
orang kaya yang meminta uang ke pada orang miskin? Seperti apa rasanya
menjadi orang miskin yang memberikan uang kepada orang kaya? yang pasti
Pak Dokter kehilangan gengsinya karena dengan PDnya meminta ganti rugi
kepada orang yang belum punya penghasilan.. dan Er pun kehilangan
Gengsinya karena tak mampu mempertaankan kehormatannya dan ditindas
oleh orang kaya..
setidaknya Er patut berbangga karena jarang-jarang lho ada mahasiswa yang ngasih duit 2.000.000 ke dokter sekaligus pengusaha.
kemiskinan bukan sesuatu yang pantas untuk dipamerkan ke orang banyak..
20 Maret 2012
Gengsi itu Penting - Catatan 200312

tentang penulis (Amry)
Saya lahir dan tumbuh remaja di kota Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Gemar menulis sejak sekolah dasar, dan pelan-pelan berkesenian secara suka-suka. Selain di sini, tulisan saya telah terbit dalam beberapa buku antologi bersama dan empat buku pribadi. Buku saya secara mandiri adalah Malam Spesial (kumpulan cerpen), Antara Langit dan Maratua (novel), Dampamu (kumpulan puisi), dan Kemarau di Sei Lesan (kumpulan cerpen). Karya-karya lainnya tersebar dalam berbagai media dan platform, dapat ditemui dengan kata kunci "Amry Rasyadany". Saya terbuka untuk diskusi, kolaborasi, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan sastra yang menyenangkan. Sila hubungi saya via surel arasyadany@yahoo.com.
Catatan
Perihal
Catatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar