Tibalah satu saat kita menikmati dinding-dinding sepi
Di balik hiruk pikuk derita yang belum pernah terjadi
Di suatu hari di mana janji dan sumpah, mati
Di bawah duri-duri yang kita pijak sendiri
Di sebelah wajah pasi ku raih bayang tangan mu
Di belakang langkah ini ku ratapi perih asamu
Oh, tinggallah aku padanya
Oh, ku adukan mimpi kita
Oh, biarkan dia berbicara
Oh, dan kita nikmati pedihnya
Dan kini saat kita berlari di ruang ini
Berbicara diam dan dan berbisik,
meratap perih
Tinggallah catatan basi yang memudar putihj
Di bawah kursi-kursi yang tanpa kita duduki
Teraba bayang-bayang yang berselimut kabut semu
Tersia air mata yang menetes di ujung pintu
Oh, tinggallah aku pada-Nya
Oh, ku adukan mimpi kita
Oh, biarkan Dia berbicara
Oh, dan kita nikmati pedih-Nya
Pedihnya
Pedih-Nya
Pedihnya
01 Agustus 2012
Pedih-Nya Pedihnya

tentang penulis (Amry)
Saya lahir dan tumbuh remaja di kota Tanjung Redeb, Kalimantan Timur. Gemar menulis sejak sekolah dasar, dan pelan-pelan berkesenian secara suka-suka. Selain di sini, tulisan saya telah terbit dalam beberapa buku antologi bersama dan empat buku pribadi. Buku saya secara mandiri adalah Malam Spesial (kumpulan cerpen), Antara Langit dan Maratua (novel), Dampamu (kumpulan puisi), dan Kemarau di Sei Lesan (kumpulan cerpen). Karya-karya lainnya tersebar dalam berbagai media dan platform, dapat ditemui dengan kata kunci "Amry Rasyadany". Saya terbuka untuk diskusi, kolaborasi, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan sastra yang menyenangkan. Sila hubungi saya via surel arasyadany@yahoo.com.
Lagu
Perihal
Lagu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar